Sumber Foto : pexel.com edited from canva ( https://www.pexels.com/id-id/foto/bekerja-dari-rumah-14751160/
Jurnalmerah.com, - Dikutip dari Bisnis.com, tingginya kredit macet pada pinjaman online (pinjol) di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sorotan serius. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NTB tercatat sebagai provinsi dengan rasio kredit macet 90 hari (TWP90) tertinggi, mencapai 5,80% pada November 2023. Angka ini jauh melampaui rata-rata industri yang hanya berada di level 2,81%.
Pengamat ekonomi, Nailul Huda, dalam wawancaranya dengan Bisnis.com pada Rabu (7/2/2024), mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya kredit macet adalah minimnya literasi keuangan di kalangan masyarakat. “Informasi mengenai pinjol sudah masuk, namun tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik mengenai risiko dan tanggung jawab keuangan,” ujarnya.
Huda juga menambahkan bahwa geliat ekonomi, khususnya di sektor konstruksi, turut berkontribusi pada masalah ini. Pada kuartal II/2023, sektor konstruksi NTB mengalami pertumbuhan sekitar 14%, sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hanya tumbuh sekitar 1%. “Banyak masyarakat yang merasakan dampak dari pembangunan ini dan mencari sumber pembiayaan, tanpa menyadari potensi risiko yang ada,” tambahnya.
Berdasarkan data OJK, terdapat 137.555 peminjam aktif di NTB dengan total outstanding pinjaman mencapai Rp501,67 miliar pada 11 bulan pertama tahun lalu. Meskipun kredit macet di NTB sedikit membaik dari 5,81% pada Oktober 2023 menjadi 5,80% pada November, namun angka tersebut masih mencerminkan situasi yang memprihatinkan.
Di samping NTB, Jawa Barat dan DKI Jakarta juga mencatatkan kredit macet yang tinggi, dengan angka masing-masing 3,67% dan 2,83% pada periode yang sama.
Tingginya kredit macet di sektor pinjol di NTB menyoroti perlunya peningkatan literasi keuangan di masyarakat, agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola pinjaman dan memahami risiko yang terkait. OJK dan pihak terkait diharapkan dapat memperkuat program edukasi finansial untuk mengurangi angka kredit macet dan meningkatkan kesehatan keuangan masyarakat.
Laporan: Tim Jurnal Merah
Komentar
Posting Komentar