Langsung ke konten utama

Opini: Bunuh Diri di Lombok Timur, Potret Krisis Sosial-Ekonomi yang Memprihatinkan

Sumber Foto : Klikdokter

OPINI,-Tragedi bunuh diri yang menimpa dua warga Lombok Timur, Makwan (66 tahun) dan Saripa Idatul Ra’yah Al Idrus (26 tahun), pada 9 September 2024, menjadi potret kelam dari tekanan sosial dan ekonomi yang semakin menghimpit masyarakat. Keduanya ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri, yang diduga sebagai jalan terakhir untuk lari dari jerat masalah hutang. Kasus ini bukan hanya berita duka, tetapi juga alarm keras bagi kita semua—masyarakat, pemerintah, dan lembaga sosial—bahwa ada yang salah dalam sistem dan jaringan dukungan kita.

Hutang, baik dari saudagar lokal maupun melalui pinjaman online, disebut sebagai pemicu utama. Makwan, seorang pria tua dari Sambelia, harus menanggung beban finansial akibat hutang kepada rekan-rekan sesama pedagang kambing. Sementara Saripa, yang jauh lebih muda, terjebak dalam permasalahan yang serupa namun lebih modern: pinjaman online yang berujung pada tekanan mental dan emosional. Saripa bahkan sempat menulis surat terakhir yang menyatakan dirinya tak lagi sanggup menanggung beban hutang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Krisis Ekonomi sebagai Pemicu Bunuh Diri

Kasus-kasus ini memperlihatkan bagaimana masalah ekonomi, terutama hutang, dapat menjadi pemicu depresi yang berakhir tragis. Hutang bukan sekadar soal uang, melainkan juga soal kehormatan, relasi sosial, dan ekspektasi masyarakat. Ketika seseorang gagal membayar hutang, rasa malu dan tekanan dari lingkungan seringkali membuat mereka merasa terasing, tak berdaya, dan kehilangan harapan.

Pinjaman online, fenomena baru yang menjanjikan kemudahan akses dana, ternyata juga membawa bencana. Bunga yang tinggi, disertai dengan metode penagihan yang kerap kali melanggar etika, membuat banyak orang terperangkap dalam jeratan finansial yang sulit keluar. Sistem ini seolah-olah menawarkan solusi cepat, tetapi pada akhirnya menciptakan masalah yang lebih besar.

Ketidakcukupan Dukungan Sosial dan Kesehatan Mental

Satu aspek yang mencolok dari kedua kasus ini adalah minimnya dukungan sosial dan psikologis bagi korban. Meski keluarga Saripa sudah merencanakan untuk membawanya ke rumah sakit jiwa, upaya ini gagal terlaksana sebelum tragedi terjadi. Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan mental, khususnya di daerah pedesaan.

Keluarga korban dalam kedua kasus ini menolak untuk dilakukan autopsi, menerima kejadian sebagai musibah. Sikap ini mencerminkan budaya pasrah di tengah masyarakat yang masih menganggap kematian, termasuk bunuh diri, sebagai takdir yang tak terelakkan. Budaya semacam ini perlu diimbangi dengan edukasi yang lebih baik tentang tanda-tanda depresi dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya.

Tanggung Jawab Pemerintah dan Masyarakat

Peristiwa ini seharusnya mendorong pemerintah daerah Lombok Timur dan lembaga-lembaga terkait untuk lebih serius menangani masalah ekonomi yang mengarah pada depresi dan bunuh diri. Edukasi tentang manajemen keuangan, akses ke pinjaman yang lebih aman, serta peningkatan layanan konsultasi psikologis yang mudah diakses, harus segera menjadi prioritas. 

Lebih dari itu, regulasi terhadap perusahaan pinjaman online juga perlu diperketat. Praktik-praktik penagihan yang tidak etis harus dihentikan, dan masyarakat harus diberikan pemahaman tentang bahaya pinjaman yang tidak jelas asal usulnya. Jika tidak segera diatasi, kasus bunuh diri akibat tekanan ekonomi ini berpotensi menjadi lebih sering terjadi.

Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab untuk membangun lingkungan yang lebih suportif, di mana orang-orang yang menghadapi kesulitan ekonomi dan emosional dapat menemukan dukungan, bukan hanya penilaian dan tekanan. Kesadaran kolektif tentang pentingnya saling peduli dan membantu mereka yang terjebak dalam masalah hutang harus ditingkatkan.

Penutup

Kasus bunuh diri di Lombok Timur ini membuka mata kita semua bahwa ada masalah mendalam yang harus dihadapi bersama. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang nyawa, keluarga, dan masa depan masyarakat. Jika kita gagal merespons krisis ini dengan tepat, kita hanya akan melihat lebih banyak tragedi serupa di masa depan. Kita perlu bertindak sekarang, dengan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat dan sistem dukungan yang lebih kuat.

Penulis : ( Rohman Rofiki S.Ak )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tim IRON-EDWIN Tegaskan Komitmen pada Guru, TKD akan Dikembalikan seperti Era Ali Bin Dachlan

  Keterangan Foto : Konsolidasi Tim Pemenangan Kabupaten IRON-EDWIN Jurnalmerah.com, Lombok Timur , - Dalam konsolidasi yang digelar di Cafe Klasik, Sikur, Sabtu, 14 September 2024 calon bupati Lombok Timur, Khairul Warisin, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru di Lombok Timur. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah pengembalian Tunjangan Khusus Daerah (TKD) bagi guru, seperti yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinan Ali Bin Dachlan.  Khairul Warisin calon bupati Lombok Timur 2024 menyampaikan bahwa guru adalah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia. "Guru adalah pilar utama dalam pendidikan, dan sudah saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak. Kami berkomitmen untuk mengembalikan TKD seperti masa Ali Bin Dachlan, agar guru-guru di Lombok Timur merasa bangga dan dihargai atas peran mereka yang begitu vital," ujar Khairul. Ia juga menekankan bahwa program TKD ini bukan hanya soal tunjangan semata, tetapi merupakan upaya untuk ...

DPP GANAS Resmi Bentuk DPD di Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan Foto : Anggota GANAS SumbawaBarat,Jurnalmerah.com , 29 September 2024 — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) telah resmi membentuk pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GANAS Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Imran terpilih sebagai ketua, dengan Yanti Sosilawati sebagai sekretaris dan Maslah sebagai bendahara. Ketua DPP GANAS, Lalu Anugerah Bayu Adi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan hadir dalam acara pembentukan DPD GANAS Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa kehadiran GANAS merupakan wadah perjuangan untuk masyarakat luas, bukan hanya di Lombok, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. “Saya ucapkan banyak terima kasih telah hadir di acara pembentukan GANAS di Kabupaten Sumbawa Barat. Kepada pengurus DPD KSB yang terpilih, saya ucapkan selamat,” ungkap Anugerah. Anugerah juga menjelaskan bahwa gerakan utama GANAS adalah memberikan pendampingan hukum gratis bagi anggota dan masyar...

UGR: Surga Demokrasi dengan Sejuta Rektor

Di kaki Gunung Rinjani ujung timur pulau lombok, berdiri sebuah kampus yang namanya kerap disebut-sebut sebagai "Syurganya Demokrasi" – Universitas Gunung Rinjani (UGR). Sejak didirikan oleh Ali bin Dachlan, kampus ini dibangun di atas landasan kebebasan berpikir dan kreativitas mahasiswa. Sejak awal, UGR membanggakan dirinya sebagai ruang di mana setiap mahasiswa bebas berkreasi, bebas bersuara, bebas menyampaikan aspirasi tanpa batas. Dalam idealisme pendirinya, UGR adalah kampus yang memuliakan kebebasan individu dalam berkarya. Namun, apakah "syurga" ini masih setia pada mimpi besar pendirinya? Kenyataannya, UGR kini tak lebih dari panggung absurd di mana setiap sudut kampus menyaksikan parade para "rektor-rektor" dadakan yang memegang kekuasaan seolah tiada batas. "Sejuta rektor" itulah istilah yang santer di kalangan mahasiswa. Sebuah istilah sinis yang lahir dari ketidakpuasan atas perilaku birokrasi kampus yang bak serdadu tak bertuan. Di...