Artikel,Jurnalmerah.com, -Sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia pernah menjadi saksi atas kekuatan ideologis mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan sosial dan politik. Dari gerakan revolusi anti-kolonial hingga reformasi 1998 yang berhasil menggulingkan rezim otoriter Soeharto, mahasiswa selalu berdiri di garda terdepan sebagai penggerak perubahan. Namun, kini, dinamika tersebut terlihat memudar. Gerakan mahasiswa masa kini seolah kehilangan daya ideologisnya dan lebih sering terjebak dalam pragmatisme politik serta agenda sektoral.
Transformasi Gerakan Mahasiswa: Dari Jalanan ke Media Sosial
Salah satu faktor utama yang mendorong perubahan dalam gerakan mahasiswa adalah kemajuan teknologi dan media sosial. Jika pada masa lalu mobilisasi massa di jalanan menjadi simbol perlawanan, hari ini banyak aksi mahasiswa yang beralih ke platform digital. Mahasiswa lebih sering menggunakan media sosial untuk mengkritisi kebijakan atau menyuarakan aspirasi mereka, namun aksi ini sering kali bersifat simbolis dan kurang berakar pada gerakan massa.
Kritik terhadap mahasiswa saat ini menyebut bahwa pergerakan yang terjadi lebih berfokus pada citra dan popularitas di ruang maya, bukan pada perjuangan ideologis yang mendalam. Media sosial, meski mampu menjangkau banyak orang, sering kali hanya menghasilkan dukungan dangkal yang tak mampu menciptakan dampak jangka panjang. Sebuah studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyoroti bahwa mahasiswa era sekarang lebih cenderung terfragmentasi ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan agenda pragmatis, berbeda dengan solidaritas besar yang dulu dibentuk atas dasar ideologi.
Peran Ideologi yang Menyusut
Di era Orde Baru, kebijakan seperti Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) memperlemah gerakan mahasiswa dengan membatasi ruang gerak mereka di kampus. Kebijakan ini diterapkan untuk mengendalikan politisasi mahasiswa setelah pemberontakan pada peristiwa Malari 1974. Sejak saat itu, gerakan mahasiswa mulai terpecah dan terpisah dari massa rakyat, yang pada akhirnya mengurangi kekuatan ideologis gerakan tersebut
Pasca-reformasi, mahasiswa cenderung beralih ke isu-isu sektoral seperti lingkungan, hak-hak mahasiswa, atau bantuan sosial, tetapi jarang menyentuh gerakan ideologis besar seperti perlawanan terhadap kapitalisme, neoliberalisme, atau ketimpangan sosial. Kehilangan orientasi ideologis ini menjadi tantangan besar, terutama dalam konteks ketika politik nasional juga tidak banyak diisi oleh tokoh-tokoh yang berasal dari gerakan mahasiswa.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Melihat minimnya gerakan ideologis di kalangan mahasiswa, pertanyaan penting yang perlu dijawab adalah: Bagaimana mengembalikan semangat ideologis dalam pergerakan mahasiswa? Pertama, pendidikan politik dan ideologi perlu diperkuat kembali di kampus. Penting bagi mahasiswa untuk memahami kembali sejarah gerakan mereka sendiri, dari masa anti-kolonial hingga reformasi, agar mereka dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu.
Selain itu, mahasiswa perlu kembali membangun koneksi dengan masyarakat. Gerakan yang terpisah dari massa rakyat akan sulit mencapai perubahan yang signifikan. Seperti yang dicontohkan oleh gerakan mahasiswa Filipina yang berhasil menggulingkan diktator Marcos dengan strategi 'Live-in,' mahasiswa di Indonesia juga bisa belajar membaur dengan masyarakat dan memperjuangkan isu-isu rakyat secara langsung.
Pada akhirnya, gerakan mahasiswa harus kembali pada akarnya: ideologi. Perjuangan untuk keadilan sosial, kesetaraan, dan melawan ketidakadilan struktural adalah hal-hal yang tak bisa dicapai hanya dengan pragmatisme jangka pendek. Mahasiswa harus kembali menjadi suara yang berani untuk perubahan.
Referensi:
1. Indrakusuma, Danial. "Gerakan Mahasiswa di Indonesia: Sebuah Refleksi." IndoProgress. Tersedia di: [IndoProgress](https://indoprogress.com)
2. Sudjito, Arie. "Dinamika Gerakan Mahasiswa Era Reformasi." Diskusi di Universitas Gadjah Mada. Tersedia di: [Jurnal UGM](https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/download/82612/pdf)【10†source
3. Sugiharto, A. "Gerakan Mahasiswa: Dari Masa Orde Baru hingga Era Reformasi." Majalah Tempo. Artikel yang membahas transisi gerakan mahasiswa dan pengaruh NKK terhadap dinamika pergerakan mahasiswa.
4. Kurniawan, B. "Normalisasi Kehidupan Kampus: Dampaknya terhadap Gerakan Mahasiswa di Indonesia." Laporan Penelitian SINTA. Tersedia di: [SINTA](https://sinta.ristekbrin.go.id)
Penulis : Rohman Rofiki.S.Ak
Komentar
Posting Komentar