Langsung ke konten utama

Konsumsi Alkohol di Indonesia: Nusa Tenggara Timur Tertinggi

Konsumsi Alkohol di Indonesia: Nusa Tenggara Timur Tertinggi


Sumber Foto : Facebook Databoks Indonesia 

Jurnal Merah, Jakarta - Dilansir dari DataBooks, Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, sekitar 2,2 persen penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas tercatat mengonsumsi minuman mengandung alkohol. 

Jika dipecah berdasarkan wilayah, Nusa Tenggara Timur menempati posisi teratas dengan proporsi peminum alkohol mencapai 15,2 persen. Angka ini menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi dengan tingkat konsumsi alkohol tertinggi di Indonesia.

Provinsi lain yang juga mencatat angka konsumsi alkohol cukup tinggi termasuk Sulawesi Utara dengan 11,4 persen, Bali dengan 9,3 persen, Maluku dengan 6,8 persen, dan Papua dengan 6,1 persen. Selain itu, Papua Barat Daya, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Kalimantan Barat, dan Gorontalo juga menunjukkan angka konsumsi yang signifikan seperti yang terlihat dalam grafik yang disajikan.

Data ini mengundang perhatian terhadap faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat konsumsi alkohol di berbagai daerah, serta dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat dan kehidupan sosial. Langkah-langkah preventif dan edukasi dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi isu ini.

#Alkohol #KonsumsiAlkohol #MinumanBeralkohol #NTT #SulawesiUtara #Bali #Databoks #Katadata #KalauBicaraPakaiData #Katadatacoid


---

RR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tim IRON-EDWIN Tegaskan Komitmen pada Guru, TKD akan Dikembalikan seperti Era Ali Bin Dachlan

  Keterangan Foto : Konsolidasi Tim Pemenangan Kabupaten IRON-EDWIN Jurnalmerah.com, Lombok Timur , - Dalam konsolidasi yang digelar di Cafe Klasik, Sikur, Sabtu, 14 September 2024 calon bupati Lombok Timur, Khairul Warisin, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru di Lombok Timur. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah pengembalian Tunjangan Khusus Daerah (TKD) bagi guru, seperti yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinan Ali Bin Dachlan.  Khairul Warisin calon bupati Lombok Timur 2024 menyampaikan bahwa guru adalah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia. "Guru adalah pilar utama dalam pendidikan, dan sudah saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak. Kami berkomitmen untuk mengembalikan TKD seperti masa Ali Bin Dachlan, agar guru-guru di Lombok Timur merasa bangga dan dihargai atas peran mereka yang begitu vital," ujar Khairul. Ia juga menekankan bahwa program TKD ini bukan hanya soal tunjangan semata, tetapi merupakan upaya untuk ...

DPP GANAS Resmi Bentuk DPD di Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan Foto : Anggota GANAS SumbawaBarat,Jurnalmerah.com , 29 September 2024 — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) telah resmi membentuk pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GANAS Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Imran terpilih sebagai ketua, dengan Yanti Sosilawati sebagai sekretaris dan Maslah sebagai bendahara. Ketua DPP GANAS, Lalu Anugerah Bayu Adi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan hadir dalam acara pembentukan DPD GANAS Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa kehadiran GANAS merupakan wadah perjuangan untuk masyarakat luas, bukan hanya di Lombok, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. “Saya ucapkan banyak terima kasih telah hadir di acara pembentukan GANAS di Kabupaten Sumbawa Barat. Kepada pengurus DPD KSB yang terpilih, saya ucapkan selamat,” ungkap Anugerah. Anugerah juga menjelaskan bahwa gerakan utama GANAS adalah memberikan pendampingan hukum gratis bagi anggota dan masyar...

UGR: Surga Demokrasi dengan Sejuta Rektor

Di kaki Gunung Rinjani ujung timur pulau lombok, berdiri sebuah kampus yang namanya kerap disebut-sebut sebagai "Syurganya Demokrasi" – Universitas Gunung Rinjani (UGR). Sejak didirikan oleh Ali bin Dachlan, kampus ini dibangun di atas landasan kebebasan berpikir dan kreativitas mahasiswa. Sejak awal, UGR membanggakan dirinya sebagai ruang di mana setiap mahasiswa bebas berkreasi, bebas bersuara, bebas menyampaikan aspirasi tanpa batas. Dalam idealisme pendirinya, UGR adalah kampus yang memuliakan kebebasan individu dalam berkarya. Namun, apakah "syurga" ini masih setia pada mimpi besar pendirinya? Kenyataannya, UGR kini tak lebih dari panggung absurd di mana setiap sudut kampus menyaksikan parade para "rektor-rektor" dadakan yang memegang kekuasaan seolah tiada batas. "Sejuta rektor" itulah istilah yang santer di kalangan mahasiswa. Sebuah istilah sinis yang lahir dari ketidakpuasan atas perilaku birokrasi kampus yang bak serdadu tak bertuan. Di...