Langsung ke konten utama

Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Pohon Asem, Diduga Korban Pembuangan

Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Pohon Asem, Diduga Korban Pembuangan

Sumber Foto : Geledeknews.com

Jurnalmerah, Lombok Timur - Seorang bayi perempuan yang diperkirakan berumur dua hingga tiga hari ditemukan di bawah pohon asem di Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, pada Rabu (31/7) sekitar pukul 11.30 WITA. Bayi yang malang itu ditemukan oleh seorang asisten rumah tangga, Nanda Yunita (18), saat sedang mencari buah asem.

Dilansir dari Gledeknews, Nanda Yunita mendengar suara tangis bayi dan menemukan bayi tersebut dibungkus kain putih. Ia segera melaporkan penemuan tersebut kepada pemilik kebun dan pihak desa. Warga setempat yang mengetahui kejadian ini segera berbondong-bondong datang ke lokasi untuk melihat bayi tersebut.

Pihak kepolisian segera tiba di tempat kejadian untuk melakukan olah TKP dan membawa bayi itu ke Puskesmas Terara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dugaan sementara menyebutkan bahwa bayi tersebut mungkin merupakan hasil hubungan gelap. Namun, penyelidikan untuk mengungkap pelaku masih terus berlanjut.

Kapolsek Terara, Iptu Sahiman, mengonfirmasi bahwa bayi tersebut kini dalam perawatan di Puskesmas Terara. "Bayi itu sekarang sedang dirawat di Puskesmas, sedangkan pelakunya masih dalam penyelidikan," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tim IRON-EDWIN Tegaskan Komitmen pada Guru, TKD akan Dikembalikan seperti Era Ali Bin Dachlan

  Keterangan Foto : Konsolidasi Tim Pemenangan Kabupaten IRON-EDWIN Jurnalmerah.com, Lombok Timur , - Dalam konsolidasi yang digelar di Cafe Klasik, Sikur, Sabtu, 14 September 2024 calon bupati Lombok Timur, Khairul Warisin, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru di Lombok Timur. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah pengembalian Tunjangan Khusus Daerah (TKD) bagi guru, seperti yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinan Ali Bin Dachlan.  Khairul Warisin calon bupati Lombok Timur 2024 menyampaikan bahwa guru adalah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia. "Guru adalah pilar utama dalam pendidikan, dan sudah saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak. Kami berkomitmen untuk mengembalikan TKD seperti masa Ali Bin Dachlan, agar guru-guru di Lombok Timur merasa bangga dan dihargai atas peran mereka yang begitu vital," ujar Khairul. Ia juga menekankan bahwa program TKD ini bukan hanya soal tunjangan semata, tetapi merupakan upaya untuk ...

DPP GANAS Resmi Bentuk DPD di Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan Foto : Anggota GANAS SumbawaBarat,Jurnalmerah.com , 29 September 2024 — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) telah resmi membentuk pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GANAS Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Imran terpilih sebagai ketua, dengan Yanti Sosilawati sebagai sekretaris dan Maslah sebagai bendahara. Ketua DPP GANAS, Lalu Anugerah Bayu Adi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan hadir dalam acara pembentukan DPD GANAS Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa kehadiran GANAS merupakan wadah perjuangan untuk masyarakat luas, bukan hanya di Lombok, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. “Saya ucapkan banyak terima kasih telah hadir di acara pembentukan GANAS di Kabupaten Sumbawa Barat. Kepada pengurus DPD KSB yang terpilih, saya ucapkan selamat,” ungkap Anugerah. Anugerah juga menjelaskan bahwa gerakan utama GANAS adalah memberikan pendampingan hukum gratis bagi anggota dan masyar...

UGR: Surga Demokrasi dengan Sejuta Rektor

Di kaki Gunung Rinjani ujung timur pulau lombok, berdiri sebuah kampus yang namanya kerap disebut-sebut sebagai "Syurganya Demokrasi" – Universitas Gunung Rinjani (UGR). Sejak didirikan oleh Ali bin Dachlan, kampus ini dibangun di atas landasan kebebasan berpikir dan kreativitas mahasiswa. Sejak awal, UGR membanggakan dirinya sebagai ruang di mana setiap mahasiswa bebas berkreasi, bebas bersuara, bebas menyampaikan aspirasi tanpa batas. Dalam idealisme pendirinya, UGR adalah kampus yang memuliakan kebebasan individu dalam berkarya. Namun, apakah "syurga" ini masih setia pada mimpi besar pendirinya? Kenyataannya, UGR kini tak lebih dari panggung absurd di mana setiap sudut kampus menyaksikan parade para "rektor-rektor" dadakan yang memegang kekuasaan seolah tiada batas. "Sejuta rektor" itulah istilah yang santer di kalangan mahasiswa. Sebuah istilah sinis yang lahir dari ketidakpuasan atas perilaku birokrasi kampus yang bak serdadu tak bertuan. Di...