Ali Bin Dachlan: Selamat Datang " REINKARNASI "
Jurnalmerah,Lombok Timur -Dalam sebuah tulisan yang diunggah di akun Facebook Ali Bin Dachlan, seorang tokoh politik terkenal di Nusa Tenggara Barat dan mantan Bupati Lombok Timur selama dua periode, terungkap pandangan yang mengejutkan tentang situasi politik Indonesia saat ini. Dengan tajuk "SELAMAT DATANG REINKARNASI," Ali Bin Dachlan menyampaikan keprihatinannya atas perkembangan terkini di era reformasi.
Era Reformasi, yang dimulai setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, disambut dengan sorak sorai dan harapan besar oleh seluruh masyarakat Indonesia. Gerakan rakyat yang masif berhasil menggulingkan rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade. Di tengah euforia tersebut, tekad untuk membangun negara yang lebih baik dengan memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme bergema di seluruh penjuru negeri.
Namun, di balik perjuangan panjang yang telah menelan korban jiwa dari kalangan mahasiswa, pelajar, dan aktivis hak-hak sipil, Ali Bin Dachlan menyoroti adanya fenomena yang mengkhawatirkan. Alumni Orde Baru yang masih hidup, termasuk tokoh politik, tokoh militer, dan konglomerat, kini muncul kembali dengan wajah baru. Mereka tampil sebagai politisi, pengusaha politisi, anggota partai, dan pejabat di perusahaan-perusahaan negara, seolah-olah mengalami "reinkarnasi" dari kematian yang semu.
Menurut Ali Bin Dachlan, kekuatan gaib dari sisa-sisa rezim lama ini masih kuat dan telah kembali merasuki sistem politik Indonesia. Orde Reformasi, yang diharapkan menjadi era baru dengan nilai-nilai yang lebih baik, justru tidak mampu melawan kekuatan-kekuatan ini. Ali Bin Dachlan mengajak semua pihak untuk merenung dan menghormati perjuangan para pahlawan dan arwah orang-orang yang telah hilang demi mencapai perubahan yang lebih baik bagi negeri ini.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk menegakkan keadilan dan kebebasan masih panjang, dan bangsa Indonesia harus tetap waspada terhadap upaya-upaya yang dapat mengembalikan negara ini ke masa lalu yang kelam.
Komentar
Posting Komentar