Langsung ke konten utama

Cerpen : Gelap Mata di Tengah Kesulitan

 
Cerpen,- Di sebuah kota kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar, hiduplah sepasang suami istri, Budi dan Mira. Mereka berdua adalah tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah setempat. Pekerjaan mereka yang tak menentu dan gaji yang minim membuat hidup mereka jauh dari kata berkecukupan. Awalnya, cinta dan kebersamaan mereka mampu menguatkan menghadapi kerasnya hidup, namun seiring berjalannya waktu, kesulitan ekonomi menggerogoti kebahagiaan mereka.

Setiap bulan, gaji mereka nyaris habis hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Budi, dengan tanggung jawabnya sebagai anak, harus memikirkan pula biaya pengobatan orang tuanya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Hutang demi hutang pun menumpuk karena kebutuhan yang terus meningkat, sementara pendapatan tak sebanding.

Suatu malam, saat beban pikiran semakin berat, Budi memberanikan diri meminta bantuan kepada Mira untuk membayar sebagian hutang mereka. Namun, Mira yang juga merasa terbebani dengan keadaan ekonomi mereka, menolak dengan tegas.

"Aku juga punya kebutuhan, Budi. Kamu pikir mudah dapat uang di sini? Kamu harus cari jalan keluar sendiri," kata Mira dengan nada ketus.

Penolakan ini menambah beban di hati Budi. Setiap malam, dia merenung dan merasa semakin terpuruk. Tangisan ibunya yang meminta obat dan keluhan Mira tentang hidup mereka yang sulit membuat pikirannya semakin kacau. Pertengkaran pun semakin sering terjadi. Mira yang lelah dan frustrasi sering kali melampiaskan kemarahannya dengan kata-kata kasar, bahkan menyumpahi orang tua Budi.

"Orang tuamu itu hanya membuat hidup kita makin susah! Sampai kapan kita harus terus membayar untuk mereka?" teriak Mira dalam kemarahan.

Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk hati Budi. Kesabarannya habis. Pada suatu malam, setelah pertengkaran hebat, dalam kondisi yang sangat tertekan dan kehilangan kendali, Budi mengambil parang yang biasa digunakan untuk memotong kayu. Dengan hati yang gelap dan penuh amarah, dia menghampiri Mira yang sedang tertidur.

"Maafkan aku, Mira. Aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi," bisik Budi dengan air mata mengalir. Dalam hitungan detik, parang itu diayunkan, menebas tubuh Mira. Darah berceceran di seluruh ruangan, dan Mira terbaring kaku, bergelimangan darah.

Keesokan harinya, warga kota kecil itu gempar menemukan Mira tewas di rumahnya. Polisi segera datang dan menangkap Budi yang sudah menyerahkan diri. Wajahnya penuh penyesalan, dan dia hanya bisa menangis mengingat cinta dan janji yang pernah mereka buat. Semua itu kini hanya tinggal kenangan pahit yang akan terus menghantui sisa hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tim IRON-EDWIN Tegaskan Komitmen pada Guru, TKD akan Dikembalikan seperti Era Ali Bin Dachlan

  Keterangan Foto : Konsolidasi Tim Pemenangan Kabupaten IRON-EDWIN Jurnalmerah.com, Lombok Timur , - Dalam konsolidasi yang digelar di Cafe Klasik, Sikur, Sabtu, 14 September 2024 calon bupati Lombok Timur, Khairul Warisin, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru di Lombok Timur. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah pengembalian Tunjangan Khusus Daerah (TKD) bagi guru, seperti yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinan Ali Bin Dachlan.  Khairul Warisin calon bupati Lombok Timur 2024 menyampaikan bahwa guru adalah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia. "Guru adalah pilar utama dalam pendidikan, dan sudah saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak. Kami berkomitmen untuk mengembalikan TKD seperti masa Ali Bin Dachlan, agar guru-guru di Lombok Timur merasa bangga dan dihargai atas peran mereka yang begitu vital," ujar Khairul. Ia juga menekankan bahwa program TKD ini bukan hanya soal tunjangan semata, tetapi merupakan upaya untuk ...

DPP GANAS Resmi Bentuk DPD di Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan Foto : Anggota GANAS SumbawaBarat,Jurnalmerah.com , 29 September 2024 — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) telah resmi membentuk pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GANAS Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Imran terpilih sebagai ketua, dengan Yanti Sosilawati sebagai sekretaris dan Maslah sebagai bendahara. Ketua DPP GANAS, Lalu Anugerah Bayu Adi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan hadir dalam acara pembentukan DPD GANAS Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa kehadiran GANAS merupakan wadah perjuangan untuk masyarakat luas, bukan hanya di Lombok, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. “Saya ucapkan banyak terima kasih telah hadir di acara pembentukan GANAS di Kabupaten Sumbawa Barat. Kepada pengurus DPD KSB yang terpilih, saya ucapkan selamat,” ungkap Anugerah. Anugerah juga menjelaskan bahwa gerakan utama GANAS adalah memberikan pendampingan hukum gratis bagi anggota dan masyar...

UGR: Surga Demokrasi dengan Sejuta Rektor

Di kaki Gunung Rinjani ujung timur pulau lombok, berdiri sebuah kampus yang namanya kerap disebut-sebut sebagai "Syurganya Demokrasi" – Universitas Gunung Rinjani (UGR). Sejak didirikan oleh Ali bin Dachlan, kampus ini dibangun di atas landasan kebebasan berpikir dan kreativitas mahasiswa. Sejak awal, UGR membanggakan dirinya sebagai ruang di mana setiap mahasiswa bebas berkreasi, bebas bersuara, bebas menyampaikan aspirasi tanpa batas. Dalam idealisme pendirinya, UGR adalah kampus yang memuliakan kebebasan individu dalam berkarya. Namun, apakah "syurga" ini masih setia pada mimpi besar pendirinya? Kenyataannya, UGR kini tak lebih dari panggung absurd di mana setiap sudut kampus menyaksikan parade para "rektor-rektor" dadakan yang memegang kekuasaan seolah tiada batas. "Sejuta rektor" itulah istilah yang santer di kalangan mahasiswa. Sebuah istilah sinis yang lahir dari ketidakpuasan atas perilaku birokrasi kampus yang bak serdadu tak bertuan. Di...