Langsung ke konten utama

Karakter Politik di Lombok Timur Masih Bersifat Patronase

 Karakter Politik di Lombok Timur Masih Bersifat Patronase

By : Rohman Rofiki


Pesta pemilu lima tahunan atau Pemilu 2024 yang di gelar pada 14 Februari 2024 telah usai, namun di beberapa daerah di Indonesia akan dihadapkan lagi dengan pesta demokrasi di tingkatan daerah atau PILKADA. Baik itu pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur ataupun Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.

Salah satu daerah yang akan menggelar Pilakada yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). dan kabupaten yang ikut serta juga akan menggelar pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada 2024 ini yakni Kabupaten Lombok Timur.

Lombok Timur  juga adalah Kabupaten dengan  jumlah DPT terbanyak di NTB jika dibandingkan dengan 10 kabupaten/kota lainya yaitu  dengan jumlah DPT sekitar 985.385 pada pemilu 2024 kemarin.

Namun, Karakter Politik di Lombok Timur masih berifat Patronase yakni bersifat figuritas. Ada beberapa hal yang menguatkan kita mengatakan seperti itu

1. Segi Histori

Dari sisi histori Kepemimpinan Pemrintah Daerah (PEMDA) Lombok Timur di Dominasi oleh 2 Figur, Yakni H. M. Ali Bin Dachlan pernah menjabat sebagai Bupati Lombok Timur 2 priode. Tepatnya pada periode 2003 – 2008. Kalah pada Pilkada 2008 dan kembali dicalonkan masyarakat melalui jalur Independen pada Pilkada 2013 dan berhasil sehingga ia kembali menjadi Bupati Lombok Timur untuk periode 2013 - 2018.

Selanjutnya adalah Kolonel Caj (Purn) Drs. H. M. Sukiman Azmy, M.M.  adalah Bupati Kabupaten Lombok Timur yang memimpin 2 periode yakni pada priode 2008 - 2013 dan 2018-2023.

Kedua tokoh Lombok Timur ini bertarung. Jadi jika di kalkulasikan bahwa selama 20 tahun ini  Kabupaten Lombok Timur  di pimpin oleh orang ini.

2. Masifnya Ormas dan Lembaga Keagamaan

Pulau Lombok yang dikenal dengan Pulau seribu masjid ditambah dengan Julukan Kabupaten Lombok Timur yang dikenal dengan Kabupaten yang religus menjadi masifnya tokoh-tokoh agama dan lembaga-lembaga keagamana untuk mengintervensi pertarungan politik yang ada di Lombok Timur. Jadi tidak ayal jika di Lombok Timur sering dilihat pigur-pigur lembaga keagamaan ikut serta dalam pertarungan politik, baik yang ikutu bertarung, atau menjadi tim inti dari sebuah pertarungan tersebut.

3. Radar Calon Bupati Lombok Timur 2024 di Huni oleh 3 Mantan Wakil Bupati Lombok Timur

Ketika dilihat di media atau lembaga survey berseliweran angka ataupun foto-foto radar Calon bupati Lombok Timur. Dan dari yang berseliweran tersebut muncul 3 Mantan Wakil Bupati yang pernah memimpin Lombok Timur seperti,  Syamsul Lutfi yang pernah menjabatat sebagai Wakil Bupati Lombok Timur pada tahun (2008–2013) menemani Syukiman Azmi.

Selanjutnya adalah Haerul Warisin yang saat ini menjadi ketua DPC Gerindra Lotim juga pernah menjadi Wakil Bupati Lombok Lombok timur pada priode 2013-2018

Lebih lanjut di isi oleh Rumaksi selaku ketua DPW Partai Nasdem NTB juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Lombok Timur mendampingi H.M. Sukiman Azmi pada priode 2018-2023

Dari 3 dasar tersebut, patut di nilai bahwa politik di Lombok Timur masih bersifat Patronase.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tim IRON-EDWIN Tegaskan Komitmen pada Guru, TKD akan Dikembalikan seperti Era Ali Bin Dachlan

  Keterangan Foto : Konsolidasi Tim Pemenangan Kabupaten IRON-EDWIN Jurnalmerah.com, Lombok Timur , - Dalam konsolidasi yang digelar di Cafe Klasik, Sikur, Sabtu, 14 September 2024 calon bupati Lombok Timur, Khairul Warisin, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru di Lombok Timur. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah pengembalian Tunjangan Khusus Daerah (TKD) bagi guru, seperti yang pernah diterapkan pada masa kepemimpinan Ali Bin Dachlan.  Khairul Warisin calon bupati Lombok Timur 2024 menyampaikan bahwa guru adalah elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia. "Guru adalah pilar utama dalam pendidikan, dan sudah saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak. Kami berkomitmen untuk mengembalikan TKD seperti masa Ali Bin Dachlan, agar guru-guru di Lombok Timur merasa bangga dan dihargai atas peran mereka yang begitu vital," ujar Khairul. Ia juga menekankan bahwa program TKD ini bukan hanya soal tunjangan semata, tetapi merupakan upaya untuk ...

DPP GANAS Resmi Bentuk DPD di Kabupaten Sumbawa Barat

Keterangan Foto : Anggota GANAS SumbawaBarat,Jurnalmerah.com , 29 September 2024 — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) telah resmi membentuk pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GANAS Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Imran terpilih sebagai ketua, dengan Yanti Sosilawati sebagai sekretaris dan Maslah sebagai bendahara. Ketua DPP GANAS, Lalu Anugerah Bayu Adi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan hadir dalam acara pembentukan DPD GANAS Sumbawa Barat. Ia menekankan bahwa kehadiran GANAS merupakan wadah perjuangan untuk masyarakat luas, bukan hanya di Lombok, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. “Saya ucapkan banyak terima kasih telah hadir di acara pembentukan GANAS di Kabupaten Sumbawa Barat. Kepada pengurus DPD KSB yang terpilih, saya ucapkan selamat,” ungkap Anugerah. Anugerah juga menjelaskan bahwa gerakan utama GANAS adalah memberikan pendampingan hukum gratis bagi anggota dan masyar...

UGR: Surga Demokrasi dengan Sejuta Rektor

Di kaki Gunung Rinjani ujung timur pulau lombok, berdiri sebuah kampus yang namanya kerap disebut-sebut sebagai "Syurganya Demokrasi" – Universitas Gunung Rinjani (UGR). Sejak didirikan oleh Ali bin Dachlan, kampus ini dibangun di atas landasan kebebasan berpikir dan kreativitas mahasiswa. Sejak awal, UGR membanggakan dirinya sebagai ruang di mana setiap mahasiswa bebas berkreasi, bebas bersuara, bebas menyampaikan aspirasi tanpa batas. Dalam idealisme pendirinya, UGR adalah kampus yang memuliakan kebebasan individu dalam berkarya. Namun, apakah "syurga" ini masih setia pada mimpi besar pendirinya? Kenyataannya, UGR kini tak lebih dari panggung absurd di mana setiap sudut kampus menyaksikan parade para "rektor-rektor" dadakan yang memegang kekuasaan seolah tiada batas. "Sejuta rektor" itulah istilah yang santer di kalangan mahasiswa. Sebuah istilah sinis yang lahir dari ketidakpuasan atas perilaku birokrasi kampus yang bak serdadu tak bertuan. Di...